Bijaksana dengan plastik

dr. Ayustawati, PhD

11 September 201515:46 West Indonesia Time

Penggunaan plastik kontainer sebagai tempat penyimpanan semakin populer di masyarakat. Kita sekarang memakai plastik kontainer sebagai tempat penyimpanan barang, pakaian, makanan, dan sebagainya. Apakah yang sudah kita ketahui tentang plastik ini? Apakah yang sebaiknya kita lakukan untuk mencegah dampak tidak diinginkan dari plastik kontainer ini?

Plastik diproduksi dari campuran berbagai bahan kimia yang pada kondisi lingkungan tertentu bisa melepaskan substansi kimia ke badan manusia. Pada umumnya bahan kimia dalam campuran plastik ini tidak akan menimbulkan pengaruh bermakna pada barang yang disimpan. Hal ini terutama apabila plastik kontainer tersebut disimpan dalam suhu ruangan. Akan tetapi, apabila plastik kontainer dipakai sebagai penyimpanan makanan panas atau dipakai untuk memanaskan makanan, zat kimia berbahaya bisa mengkontaminasi makanan di dalam kontainer tersebut. Selain itu, jenis makanan dan lamanya menyimpan makanan juga bisa menimbulkan kontaminasi bahan kimia dari plastik ke makanan. Makanan berminyak, makanan yang mengandung asam yang tinggi seperti acar dan makanan yang diasinkan merupakan beberapa contoh jenis makanan yang bisa menyebabkan terlepasnya bahan kimia plastik.

Apakah berpindahnya bahan kimia ini dari makanan ke plastik membahayakan badan kita? Sampai saat ini belum ada penelitian yang membuktikan dengan langsung bahwa bahan kimia dalam plastik bisa membahayakan tubuh kita. Akan tetapi diketahuinya zat kimia dalam plastik kontainer bisa mengkontaminasi makanan dalam keadaan tertentu, menimbulkan pertanyaan di masyarakat. Pembuat kontainer plastik menganggap plastik kontainer sebagai produk yang aman, hal ini dipertimbangkan bukan karena produk tersebut memang benar benar aman, akan tetapi karena produk tersebut belum terbukti tidak berbahaya.

Ada dia zat kimia yang sekarang ini sedang diteliti efeknya pada tubuh manusia. Zat kimia tersebut adalah: bisphenol A dan phtalates

Bisphenol A

Bisphenol A (BPA) adalah material yang dipakai pada proses pembuatan kontainer plastik polykarbonat. Kontainer ini biasanya kuat tapi ringan. Contoh populer kontainer ini adalah botol susu bayi dan botol air plastik yang ada di pasaran. BPA juga banyak dipakai untuk melapisi kaleng pada makanan kalengan. Pasar pemakaian dari polykarbonat ini sangat besar sehingga BPA diproduksi dalam jumlah yang sangat besar pertahunnya.

Disebutkan bahwa kontaminasi BPA dalam makanan mungkin terlalu rendah untuk bisa menimbulkan reaksi membahayakan dalam badan kita. Dalam kadar yang tinggi BPA bisa menimbulkan gangguan pada proses reproduksi karena diketahui bahwa BPA mempengaruhi hormon reproduksi  yaitu estrogen. Juga diketahui bahwa, seseorang yang memperlihatkan kadar BPA yang tinggi di dalam air kemih mereka memiliki resiko yang lebih tinggi untuk terkena penyakit kencing manis, penyakit jantung dan juga reaksi toksik pada fungsi hati. Akan tetapi, kita masih belum tahu tidakkah dalam kadar rendahpun BPA bisa membahayakan tubuh manusia?

Pengaruh plastik kontainer dengan BPA masih dalam kategori aman untuk dipakai saat ini, walaupun ada keprihatinan dengan dampak BPA dalam badan manusia. Keprihatinan ini ditujukan terutama pada ibu hamil dan anak anak balita, dimana proses tumbuh kembang sel dalam tubuh sedang berjalan dengan pesatnya.

Bagi masyarakat yang ingin mengurangi dampak kontaminasi BPA dalam badan bisa dilakukan dengan:

Phtalates

Phtalates adalah zat kimia yang juga sama seperti BPA. Tetapi phtalates level ditemukan hampir diseluruh aspek hidup dan lingkungan kita.

Saat ini, phtalates disebutkan masih dalam level yang aman dalam kadar rendah dan memiliki resiko rendah pada ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Sebaliknya, keprihatinan disampaikan para ahli dengan dampak phtalates  pada tubuh kita. Diketahui phtalates bisa mengganggu kinerja hormon testosteron (hormon pria) dengan jalan menghentikan kinerja hormon ini. Hal ini kemungkinan menyebabkan dampak negatif pada organ reproduksi pria. Pria yang terkontaminasi phtalates dalam jumlah tinggi, bisa memiliki masalah pada kualitas dan kuantitas sperma mereka. Dan ada kemungkinan ibu hamil yang terkontaminasi phtalates yang tinggi akan bisa melahirkan bayi laki laki dengan kelainan genital.

Apakah yang bisa dilakukan untuk mengurang resiko kontaminasi zat kimia ini? Beberapa kontainer yang ada dipasaran mengandung zat kimia phtalates. Untuk mengurangi resiko kontaminasi, salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan menghindari pemilihan kontainer plastik yang mengandung zat kimia phtalates (dipasaran biasanya ditandai dengan angka 3 atau huruf PVC).

Beberapa langkah bijaksana dalam penggunaan plastik kontainer secara umum:

Sosialisasi masalah label pada plastik kontainer, botol air, botol susu plastik atau makanan kalengan sudah saatnya untuk dilakukan. Hal ini disebabkan karena pemakaian plastik sebagai alat penyimpan and wadah makanan menjadi lebih populer di masyarakat. Label yang dipakai sekarang adalah label standar internasional dan sangat banyak jenisnya, yang mana yang biasanya dipakai di Indonesia perlu dijelaskan secara langsung kepada konsumen. Salah satu cara adalah dengan memproduksi pamphlet gratis sebagai bahan acuan ke tempat tempat umum dimana masyarakat akan mudah membaca informasi dari pamphlet. Tempat tempat umum tersebut misalnya: supermarket, terminal, minimart, warung dan sejenisnya.

Perlu diketahui, plastik adalah makro molekul yang sangat susah diolah oleh alam, apabila membuang plastik kontainer, buang di sampah recycle, sehingga plastik tersebut bisa di daur ulang dan tidak mengkontaminasi alam kita. Dengan melakukan ini, kita sudah menginvestasikan usaha positif yang akan mengurangi masalah plastik ke masa depan alam kita.

KODE PLASTIK KONTAINER

Simak juga beberapa tanda dan arti kode plastik video berikut ini