dr. Ayustawati, PhD 

Publikasi: 02 Februari 2020Terakhir di update: 22 Januari 2024

Infeksi COVID-19 adalah infeksi virus Corona baru yang mematikan dan berdampak sangat dramatik di dalam kehidupan masyarakat dunia terutama pada masa-masa sebelum vaksin COVID-19 ditemukan dan tersedia kepada masyarakat. Infeksi COVID-19 ini pertama kali diidentifikasi pada bulan Desember 2019, di kota Wuhan, Hubei dimana penderita datang ke pusat kesehatan dengan kondisi peradangan paru-paru. Dari hasil pemeriksaan laboratorium diketahui bahwa virus yang menginfeksi para penderita tersebut merupakan virus yang serupa dengan virus Corona, tetapi merupakan jenis baru dan belum diketahui karakteristiknya. Virus penyebab infeksi COVID-19 kemudian dikenal dengan nama virus SARS-CoV-2 (severe-acute-respiratory-syndrome related coronavirus 2).

Konfirmasi infeksi COVID-19 selanjutnya menyebar ke berbagai negara di dunia. WHO sebagai badan kesehatan dunia menyatakan bahwa infeksi COVID-19 sudah merupakan wabah mendunia atau pandemik pada tanggal 11 Maret 2020. Hal ini berarti bahwa, infeksi COVID-19 bisa terjadi dimana saja di dunia dan kewaspadaan tinggi untuk memperlambat penyebarannya harus dilakukan oleh setiap negara di dunia.

Berdasarkan laporan WHO, sampai saat ini dilaporkan lebih dari 760 milyar kasus infeksi COVID-19 yang mengakibatkan kematian pada 6.9 milyar penderitanya. Akan tetapi angka-angka ini diperkirakan lebih besar jumlahnya daripada yang dilaporkan.

Dengan ditemukannya vaksin COVID-19 pada tahun 2020 yang diberikan ke masyarakat sebagai vaksin emergensi pada awalnya, berangsur-angsur pandemik COVID-19 mulai bisa dikontrol. Pada bulan Mei 2023, WHO menyatakan bahwa fase emergensi dari pandemik COVID-19 sudah berakhir, walaupun demikian, upaya koordinasi respon global masih diteruskan. 

Apakah virus Corona dan virus penyebab infeksi COVID-19? 

Virus Corona merupakan jenis virus yang berasal dari keluarga Coronaviridae. Beberapa infeksi virus Corona menyebabkan wabah sebelumnya seperti wabah SARS pada tahun 2002 yang dimulai di kota Guang Dong China dan MERS di kota Saudi Arabia dan Korea pada tahun 2015. Pada bulan Desember tahun 2019, infeksi virus Corona baru, COVID-19, yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 (pada awalnya juga dikenal dengan nama 2019-nCoV atau 2019 novel Corona Virus) menyebabkan wabah yang dimulai di kota Wuhan, Hubei, Cina. Berbagai riset dilakukan oleh para ilmuwan dari berbagai negara, yang kemudian berhasil menciptakan vaksin untuk mengontrol efek dari karakter virus di tubuh manusia dan mengendalikan keampuhan serta menurunkan kecepatan penyebaran infeksi COVID-19.

Bagaimanakah penyebaran infeksi COVID-19? 

Virus jenis ini diketahui hidup pada binatang menyusui, berbagai jenis burung dan kelelawar. Pada saat terjadinya penyebaran infeksi, makanan jenis seafood bisa merupakan jembatan penyebaran dari binatang ke manusia. Selanjutnya seorang penderita infeksi COVID-19 bisa menularkan virus ini ke orang lain, biasanya saat kontak dekat lewat kontaminasi dari batuk dan bersin.

Kontak dekat yang beresiko menyebarkan infeksi COVID-19 antara lain: 

Siapakah yang beresiko tertular infeksi COVID-19? 

Infeksi COVID-19 bisa ditularkan kepada siapa saja, biasanya gejala infeksi bisa bervariasi dari ringan sampai berat, walaupun ada juga penderita yang terinfeksi tanpa menimbulkan gejala. Infeksi COVID-19 yang berat bisa berakibat fatal menyebabkan komplikasi parah pada paru-paru dan bisa mengakibatkan kematian. Walaupun demikian, sebagian besar penderita infeksi COVID-19 biasanya bisa sembuh secara spontan hanya dengan istirahat total dan mengkonsumsi makanan bernutrisi.

Beberapa kelompok masyarakat dan pekerja tertentu memiliki resiko lebih tinggi untuk tertular infeksi COVID-19 dan memperlihatkan gejala yang lebih parah dibandingkan individu biasa. Kelompok individu tersebut antara lain:

Anak usia dibawah 12 tahun memiliki resiko terinfeksi yang yang rendah, apabila terinfeksi, gejala yang diperlihatkan biasanya sangat ringan. Dilaporkan infeksi tanpa gejala atau gejala ringan pada anak -anak bisa merupakan sumber penularan yang mudah ke individu dewasa dirumah. Bayi berusia di bawah 1 tahun beresiko menderita infeksi COVID-19 yang lebih parah apabila tertular dibandingkan anak usia lebih tua.

Bagaimanakah gejala-gejala infeksi COVID-19? 

Infeksi COVID-19 diperkirakan memiliki masa laten antara 1-14 hari. Ini berarti, apabila seseorang terinfeksi oleh virus penyebab COVID-19, gejala dan tanda muncul bervariasi antara 1-14 hari setelah terjadinya infeksi, bisa lebih cepat atau lambat.

Gejala dan tanda infeksi COVID-19 pada umumnya mirip dengan gejala flu dan bervariasi dari gejala yang sangat ringan sampai berat. Berikut adalah gejala dan tanda yang bisa ditemukan pada penderita infeksi COVID-19:

Apabila kondisi memburuk, virus selanjutnya menyerang paru-paru dan menyebabkan kondisi  peradangan paru-paru dan apabila kondisi tidak segera dikontrol bisa berakibat fatal dan menyebabkan kematian. Gejala-gejala yang diperlihatkan antara lain:

Bagaimanakah menangani infeksi COVID-19? 

Individu  yang menderita gejala dan tanda seperti flu, dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter, klinik kesehatan atau rumah sakit apabila merasa terkena sakit flu. 

Beberapa contoh cairan tubuh akan diambil, untuk dites. Virus Corona bisa di tes di laboratorium dan apabila ditemukan penderita akan perlu dirawat terpisah dari penderita penyakit lainnya untuk mengurangi resiko penularan.

Pencegahan

Vaksin COVID-19 sudah tersedia dan bisa menurunkan resiko terinfeksi, walaupun terinfeksi setelah vaksinasi, penderita  biasanya memperlihatkan gejala yang sangat ringan sampai hampir tidak dirasakan oleh penderita. Tetapi, walaupun vaksin COVID-19 sudah tersedia, semua usaha pencegahan penularan tetap perlu dilakukan untuk mengurangi kecepatan penularan.

Partisipasi masyarakat di dalam mengikuti anjuran pemerintah tentang vaksinasi COVID-19 berperan sangat penting di dalam membantu mengontrol infeksi COVID-19.

Usaha rutin untuk mencegah atau mengurangi resiko penularan infeksi virus COVID-19 dengan mempertahankan personal higiene masih perlu terus dilakukan. Kebiasaan yang akan membantu menurukan resiko infeksi COVID-19 antara lain: