TAHAP EMOSI

dr. Ayustawati, PhD

Publikasi: 2013Terakhir di update: 17 November 2018

Pada saat mengalami masa berdukacita baik itu karena kehilangan orang yang dicintai, pada saat mengalami kegagalan atau pada saat mengalami masalah duka yang lainnya, sebagai manusia secara tidak disadari, seorang individu melalui 5 tahap emosi yang berubah secara berkesinambungan. Sangat penting untuk mengerti bahwa setiap tahap dari perasaan ini adalah perubahan emosi yang normal. Tahap ini dilalui oleh setiap individu dalam situasi yang sama.

Tahap tahap tersebut adalah:

1. Denial (perasaan tidak percaya)

Pada tahap ini perasaan yang ada adalah rasa tidak percaya dengan apa yang terjadi, shock, perasaan mati rasa disekujur tubuh. Sebagian besar kedukaan atau bencana tersebut dirasakan sangat tidak mungkin terjadi.  Sebenarnya perasaan yang dirasakan pada tahap denial ini melindungi seorang individu dari beban menanggung semua emosi yang tidak terucapkan. Kehilangan itu sendiri sangat besar pengaruhnya bagi badan dan rohani. Apabila semua emosi tersebut ditanggung sekalian akan menjadi sangat berat. Oleh karena itu otak kita memproses informasi duka ini secara bertahap dimulai dengan adanya perasaan tidak percaya bahwa apa yang terjadi sudah terjadi.

Pada tahap ini, proses memutar kembali detik detik sebelum kehilangan dan masa masa sebelum kehilangan terjadi secara berulang ulang. Tanpa disadari mengulang ulang kejadian tersebut merupakan cara paling ampuh untuk membantu menerima bahwa duka tersebut nyata. Pada akhirnya akan muncul pertanyaan kepada diri "kenapa ini bisa terjadi?", ini merupakan pertanda bahwa emosi denial sudah keluar menuju ke proses penyembuhan duka berikutnya.

2. Anger (perasaan marah)

Perasaan marah bisa bermanifestasi dengan cara yang berbeda beda. Perasaan marah bisa ditujukan kepada orang yang dicintai, perasaan marah yang ditujukan kepada Tuhan, perasaan marah yang ditujukan kepada dunia atau perasaan marah yang ditujukan kepada diri sendiri. Kadang kadang perasaan marah sangat susah untuk dikendalikan. Ada yang merasa marah langsung mengekspresikan keluar kepada orang lain atau kepada benda benda disekitarnya. Kadang kadang ada yang merasa marah tetapi menyimpan kemarahan ke dalam diri, menyalahkan diri sendiri dengan apa yang terjadi. Perasaan marah adalah proses emosi normal yang terjadi pada manusia, hanya kita perlu mengerti proses ini dan mengarahkan ke arah yang positive dari pada mencari daya upaya untuk menghukum atau melukai orang lain, diri sendiri atau merusak harta benda. Menerima perasaan marah tersebut dan membiarkan diri sendiri merasakan proses emosi ini dengan cara yang lebih sehat akan membantu proses penyembuhan perasaan marah tersebut.

3. Bargaining (mencoba untuk tidak peduli)

Pada tahap ini mulai muncul merasa lelah dengan apa yang terjadi. Biasanya individu yang berduka ingin lagi kembali ke hidup normal mereka. Proses ini membantu untuk fokus ke masa depan dan berdoa bahwa suatu saat bisa bertemu dengan yang meninggalkan mereka di dunia lain atau berdoa bahwa pada usaha yang akan datang akan ada keberhasilan.

4. Depression (perasaan depres)

Perasaan duka pada tahap ini sampai pada masa yang lebih mendalam lagi. Ada perasaan kosong dan kesepian, ada perasaan hidup berjalan sangat lambat, berharap hari hari berjalan lebih cepat. Bangun tidur dipagi hari menimbulkan perasaan perih, ada ketidakpedulian dengan apa yang terjadi disekitar.

Perlu diingat perasaan ini bukan penyakit, perasaan ini adalah proses normal perasaaan duka cita yang dialami oleh individu tersebut. Duduk di tempat yang sepi dan tenang, rasakan perasaan emosi tersebut dengan gamblang akan membantu menjernihkan perasaan tersebut. Perasaan ini bisa berlangsung beberapa lama, tidak ada waktu yang bisa menentukan kapan akan berakhir, akan tetapi segala usaha yang positif bisa dilakukan untuk melihat dan merasakannya dengan nyata.

5. Acceptance (menerima kejadian duka cita sebagai hal yang nyata)

Ini adalah waktu saat seseorang sudah siap untuk menapak kehidupan tanpa orang yang dicintainya atau saat seorang yang gagal siap lagi memulai rencana baru untuk masa depan. Tahap ini bukan berarti tahap bahwa rasa duka sudah disembuhkan secara total, kehilangan dan kegagalan yang dialami oleh seseorang akan selalu ada di bagian lubuk hati, akan tetapi bila kita sudah sampai pada tahap ini, berarti kita sudah siap menerima kenyataan dan move on.

Demikianlah lima tahap duka cita yang umum dirasakan pada saat kita mengalami perasaan duka cita. Untuk setiap individu, cara dan lama proses emosi ini berlalu dari satu tahap ke tahap berikutnya bisa berbeda beda. Yang penting disadari setiap orang mengalami proses yang sama, hanya bagaimana badan dan pikiran kita bereaksi terhadap proses tersebut berbeda sesuai dengan kepribadian masing masing individu.