Infeksi virus COVID19* sekarang sudah dikonfirmasikan kasusnya di beberapa negara di luar Cina. Jumlah kasus di luar Cina sangat kecil dibandingkan dengan jumlah kasus yang dikonfirmasikan di Cina. Masalah utama kenapa laporan kasus ini sangat penting diberitakan dan ditindaklanjuti adalah karena kasus di luar Cina ini, semuanya berasal dari adanya masa kontak langsung dengan lokasi asal pertama virus ini ditemukan, yaitu kota Wuhan.
Berdasarkan informasi ini, peringatanpun diberikan akan adanya potensi penyebaran yang tidak terkontrol apabila proses pencegahan tidak segera dilakukan. Berbagai negara, merekomendasikan warga negara yang baru kembali dari daerah Wuhan untuk mengisolasi diri dirumah selama 14 hari untuk mengurangi kemungkinan penyebaran infeksi apabila mereka terjangkit infeksi virus Covid19. Pada saat infeksi di Cina terus bertambah, dimana laporan kasus juga mulai ditemukan di kota lain selain Wuhan, negara lain mulai menghentikan jalur penerbangan ke dan dari Cina, meningkatkan kewaspadaan bepergian ke Cina dengan 'tidak menyarankan' bepergian ke Cina. Semua ini bertujuan untuk mencegah atau menghentikan menyebarnya infeksi di negara-negara tersebut. Walaupun demikian, kasus masih ditemukan dan perawatan dilakukan. Setidaknyanya ancaman untuk masyarakat lebih rendah dibanding apabila rencana pencegahan tidak diterapkan.
Tabel.1. Jumlah kasus dikonfirmasi berdasarkan lokasi negara di dunia berdasarkan data WHO yang dilaporkan pada tanggal 8 Februari dan 14 Februari 2020
Bagaimana sebenarnya keberadaan infeksi virus COVID19 di Indonesia masih belum pasti diketahui statusnya. Dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta orang dan mobilitas rakyat, turis dan bisnis yang tinggi, kemungkinan kasus infeksi sudah mencapai ke negara kita. Kenapa kasus belum ada dilaporkan ditemukan positif?
Ada beberapa kemungkinan dari situasi ini:
Memang benar kasus infeksi tidak ada. Walaupun demikian, untuk memastikan bahwa infeksi virus COVID19 tidak ada, juga sulit karena tidak ada data yang mendukung.
Ada kasus positif, tetapi tidak terdeteksi. Dari laporan, disebutkan ada 70 orang yang dicurigai terjangkit virus, pemeriksaan lab menemukan 68 orang dinyatakan negatif dan lagi 2 orang hasil lab masih belum keluar.
Penyebab lain juga bisa karena:
infeksi virus COVID19 bermanifestasi sebagai gejala flu biasa. Penderita kemungkinan merasa tidak perlu mengunjungi pusat kesehatan untuk pengobatan dan membaik secara spontan. Diketahui biasanya orang yang memiliki kekebalan tubuh rendah seperti orang tua, anak-anak atau orang yang memiliki kondisi kesehata kronis yang bisa mengalami komplikasi peradangan paru-paru.
Kurangnya fasilitas yang bisa membantu deteksi virus COVID19. Saat ini hanya litbang, fasilitas penelitian milik pemerintah yang melakukan test lab untuk deteksi virus COVID19.
Pertanyaan lain adalah apakah hanya 70 potensial kasus yang ada di Indonesia, atau lebih dari 70. Penerbangan langsung dari Cina masih ada keluar masuk terutama di daerah kota besar seperti Jakarta dan daerah turis seperti Bali sampai awal bulan Februari. Adakah kemungkinan, kebocoran kasus positif tidak terdeteksi sudah ada di masyarakat?
Perencanaan pelaksanaan pencegahan dengan melakukan kontak trace atau pencarian sejarah kontak dan isolasi selama 14 hari apabila ditemukan, sangat penting dilakukan sebagai usaha untuk mengurangi resiko penyebaran. Selanjutnya, dengan memberikan informasi yang jelas kepada pihak yang dikarantina dan masyarakat umum, kepanikan dan salah paham mengenai penanganan pencegahan penularan infeksi virus COVID19 bisa dikurangi. Proses karantina merupakan proses penting untuk bisa mengamati semua pihak yang memiliki resiko terjangkit infeksi ini, apabila gejala dan tanda infeksi ditemukan, akan lebih mudah untuk mengontrol penyebaran.
Pemulangan WNI dari daerah asal infeksi dan melakukan karantina selama 14 hari di pulau Natuna merupakan langkah yang bijaksana dari pemerintah. Dengan sistem karantina kondisi perkembangan apabila seseorang terinfeksi bisa diikuti dan apabila gejala atau tanda muncul bisa diisolasi dengan segera. Pada akhir masa karantina apabila gejala dan tanda tidak muncul, mereka bisa dengan yakin dibebaskan untuk kembali ke masyarakat.
Penghentian penerbangan langsung dari Cina untuk mencegah potensi penularan di bawa oleh penumpang dari daerah resiko tinggi juga merupakan tindakan yang bisa membantu mencegah penyebaran infeksi COVID19.
Sosialisasi usaha meningkatkan higiene baik perorangan ataupun lingkungan, dan juga memakai masker wajah apabila bepergian ke daerah dimana banyak penderita flu juga akan membantu mencegah penyebaran.
Dengan transportasi global yang semakin mudah dan pemasaran tujuan turis dan investasi bisnis dengan negara-negara lain di dunia yang lebih padat, alangkah baiknya pemerintah Indonesia meninjau kembali kerangka perencanaan penanggulangan efek epidemi global. Mendidik masyarakat dan menyediakan hotline informasi bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi yang bisa dipercaya, akan mengurangi perasaan kecemasan dan kepanikan pada saat global epidemi mengancam sampai ke daratan Indonesia.
Kita semua berharap bahwa kasus infeksi virus COVID19 akan tetap negatif di Indonesia, walaupun demikian, kewaspadaan yang tinggi dengan melakukan sosialisasi meningkatkan higiene, pemakaian masker wajah dan mengurangi kontak dengan penderita flu diharapkan akan bisa menjaga nomor ini tetap zero.
*sebelumnya disebut Virus 2019-nCoV
BBC Indonesia, 2020. Virus corona: Pemerintah tidak izinkan semua pendatang dari China masuk dan transit di Indonesia. [Online]. Available at: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-51346574 [Accessed Feb 2020].
Humas Litbankes, 2020. Balitbankes pastikan laboratorium mumpuni uji coronavirus. [Online]. Available at: https://www.litbang.kemkes.go.id/balitbangkes-pastikan-laboratorium-mumpuni-uji-coronavirus/. [Accessed Feb 2020].
Irham, M., 2020. Virus corona: Ratusan WNI yang 'diobservasi' di Natuna dipulangkan, Presiden Jokowi: 'Sudah 14 hari dikarantina dan tidak ada masalah'. [Online]. Available at: https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-51499892. [Accessed Feb 2020].
WHO, n.d. Coronavirus Disease (COVID19) Outbreak. [Online]. Available at: https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019. [Accessed 13 Februari 2020].