JAPANESE ENSEFALITIS

dr. Ayustawati, PhD

Publikasi: 2016Terakhir di update: 17 April 2024

Japanese Ensefalitis (JE) adalah kondisi kesehatan yang disebabkan oleh infeksi virus. JE pertama kali dilaporkan di Jepang dan sejak itu mulai dilaporkan kejadiannya di negara negara lain, terutama negara-negara  Asia Tenggara dan Pasifik barat. Di Indonesia, JE banyak ditemukan didaerah kepulauan bagian timur Indonesia, tersebar dari Bali ke Papua.

Apakah penyebab kondisi Japanese Ensefalitis?

Kondisi JE disebabkan oleh virus bernama  Japanese encephalitis (JEV). Virus JE termasuk keluarga flavivirus, satu keluarga dengan virus penyebab kondisi demam berdarah. 

Bagaimanakah penyebaran kondisi Japanese Ensefalitis?

JEV hidup dan berkembang biak di dalam tubuh binatang. Babi merupakan salah satu tempat berkembang biak.  Apabila nyamuk menggigit babi yang mengandung virus ini, nyamuk tersebut akan terinfeksi dan bisa menularkan virus tersebut ke manusia lewat gigitan.  Nyamuk penyebar JEV adalah nyamuk jenis Culex.

JE lebih sering ditemukan di daerah-daerah terpencil, daerah pedesaan dan kota-kota kecil dengan aktifitas peternakan babi dan persawahan. Selain itu, kasus JE juga lebih sering ditemukan di daerah tropis pada saat musim hujan dan sebelum masa panen.

Apakah gejala-gejala kondisi Japanese Ensefalitis?

Gejala-gejala JE biasanya muncul 4-14 hari setelah penderita terinfeksi. Gejala JE sebagian besar mempengaruhi fungsi kerja saraf otak.

Gejala JE biasanya ringan, tidak spesifik dan terjadi tanpa mengganggu kegiatan sehari hari penderita.  Akan tetapi pada kasus yang lebih berat, JE bisa memperlihatkan gejala gejala seperti:

Angka fatalitas diperkirakan mencapai 30% dari seluruh kasus JE, dan walaupun bisa disembuhkan, 30-50% dari penderita yang sembuh mengalami sisa gejala yang permanen seperti kelumpuhan, kejang kambuhan, kesulitan berbicara dan gangguan fungsi saraf dan mental.

Bagaimanakah penanganan kondisi Japanese Ensefalitis?

Pengobatan untuk menyembuhkan infeksi JEV belum tersedia di pasaran. Penanganan infeksi JE dilakukan dengan mengontrol gejala-gejala dan meningkatkan kestabilan daya tahan tubuh penderita.

Apabila penderita memperlihatkan gejala-gejala JE penderita direkomendasikan untuk memeriksakan diri ke dokter atau ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan secepatnya.

Bagaimanakan mencegah kondisi Japanese Ensefalitis?

Pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan berusaha memutuskan mata rantai siklus penyebaran JEV. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah:

Vaksin untuk mencegah JE sudah tersedia di pasaran. Vaksin tersebut dianjurkan bagi individu yang berasal dari daerah yang non-endemis, dan akan berkunjung ke daerah endemis (banyak terjadi kasus).

Untuk informasi lebih jelas tentang vaksin JE, disarankan untuk berdiskusi langsung dengan dokter di daerahnya.