Abses payudara pada masa menyusui adalah kondisi terbentuknya bisul bernanah di dalam kelenjar payudara ibu menyusui (busui). Abses ini biasanya terbentuk karena adanya peradangan akut kelenjar payudara yang juga dikenal dengan sebutan mastitis. Mastitis bisa terjadi di satu waktu dari 2 bulan sejak ibu mulai menyusui.
Beberapa faktor yang bisa meningkatkan resiko terbentuknya abses payudara ini antara lain:
Ibu melahirkan untuk pertama kalinya pada usia di atas 30 tahun, dan/atau,
Usia kehamilan yang melewati 41 minggu.
Masa 2 bulan pertama setelah ibu mulai menyusui.
Pada saat bayi memasuki masa tumbuh gigi pada usia 6 bulan.
Pada masa ibu mulai berhenti menyusui, biasanya payudara masih memproduksi susu.
Penanganan dini mastitis yang tidak dilakukan secara optimal menyebabkan saluran susu kelenjar payudara tersumbat dan terinfeksi kuman.
Penyebab munculnya abses payudara pada busui adalah karena infeksi oleh kuman bakteri pada kondisi mastitis yang tidak ditangani dengan optimal. Mastitis menyebabkan tersumbatnya saluran kelenjar susu dan dengan berlanjutnya produksi susu pada masa busui ini, susu terkumpul di dalam kelenjar payudara menciptakan lingkungan yang sesuai untuk berlanjutnya tumbuh kembang kuman bakteri.
Penderita abses payudara memperlihatkan gejala yang serupa dengan kondisi mastitis seperti demam, perasaan dingin, perasaan lemas, payudara yang membengkak, terasa panas, dan merah. Apabila abses sudah terbentuk, akan ditemukan bagian dari payudara yang agak mengeras kadang terlihat bentuk payudara yang berubah. Peradangan bisa mengaktifkan sistem limfa di daerah ketiak dengan memperlihatkan rasa nyeri dan munculnya garis kemerahan dari payudara kearah ketiak. Lokasi abses biasanya pada daerah payudara bagian atas dan bisa juga disertai dengan permukaan kulit lecet dimana abses terbentuk. Permukaan puting susu juga bisa terlihat lecet dan kemerahan.
Kondisi abses payudara busui bisa dikelirukan dengan kondisi kanker payudara.
Kondisi ini biasanya bisa dikenali dari gejala yang dikeluhkan pasien dan tanda yang ditemukan pada saat pemeriksaan fisik, akan tetapi beberapa testing tambahan bisa dilakukan, misalnya pemeriksaan ultrasonografi untuk membedakan abses dengan kondisi lain. Apabila diperlukan, dokter mungkin melakukan biopsi, untuk memastikan bukan kondisi kanker.
Abses payudara busui ditangani dengan tindakan operasi kecil untuk mengeluarkan nanah dan untuk membuka irigasi saluran kelenjar susu yang tersumbat. Kemudian antibiotik akan diberikan untuk membunuh kuman yang menginfeksi.
Abses payudara busui yang sudah tertangani bisa meninggalkan daerah bekas luka dengan pembentukan jaringan fibrotik dan bisa merupakan sumber peradangan payudara kronik.
Menangani kondisi peradangan payudara sejak dini supaya tidak berlanjut menjadi kondisi mastitis. Beberapa usaha yang bisa dilakukan antara lain: menyusui dengan teratur dan menghindari jarak yang terlalu panjang antara waktu menyusui pertama ke berikutnya, memastikan posisi mulut bayi pada posisi bisa menghisap ASI dengan isapan yang dalam dan terlihat nyaman, menghindari mengenakan pakaian dalam seperti bra yang terlalu ketat, mengurut payudara diperlukan untuk melunakkan gumpalan susu yang mengeras, walaupun demikian mengurut payudara perlu dilakukan dengan lembut dan menghindari gerakan agresif untuk mencegah munculnya lebam, kadang-kadang payudara terasa agak nyeri dan tidak nyaman karena adanya iritasi selama proses menyusui, kondisi tersebut perlu ditangani misalnya dengan membersihkan daerah payudara dengan seksama dan memberikan kompres dingin untuk mengurangi gejala nyeri dan panas akibat iritasi.