ADHD merupakan kepanjangan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Biasanya ADHD diketahui pada saat anak masuk usia sekolah. Anak yang didiagnosis dengan ADHD mengalami kesulitan berkonsentrasi, kesulitan mengatur diri, berpikir lambat dan suka duduk bengong tanpa melakukan kegiatan apapun.
Secara umum, ADHD merupakan masalah tingkah laku, bukan penyakit ataupun tanda tanda anak tersebut kurang pintar. Dengan penanganan yang tepat anak dengan ADHD bisa menjalankan hidup secara normal. Diperkirakan ADHD terjadi pada 1 diantara 20 anak. Kondisi ADHD lebih sering didiagnose pada anak laki laki dibandingkan dengan anak perempuan.
Sebelum kita memberikan label ADHD pada seorang anak, sangat penting untuk yakin bahwa diagnosis ini akurat. Hal ini disebabkan karena untuk mengkonfirmasi diagnosis ini tidak ada test yang bisa dilakukan.
Penyebab langsung dari ADHD belum diketahui sampai saat ini. Diperkirakan bahwa ADHD ada hubungannya dengan kombinasi berbagai faktor, diantaranya:
Adanya kelainan bentuk dan fungsi sel sel otak
Mutasi atau perubahan struktur dari gen pada anak tersebut
Obat atau zat kimia yang dikonsumsi ibu saat hamil seperti nikotin
Kurang perasaan dekat secara emosi dengan orangtua
Diagnosis ADHD di tegakkan apabila seorang anak memperlihatkan 3 jenis tingkah laku dibawah ini:
1. Anak tidak mampu berkonsentrasi dengan optimal
Karena gangguan dalam kemampuannya berkonsentrasi, anak biasanya tidak mampu mengikuti petunjuk dan sering cepat melupakan petunjuk yang beberapa saat yang lalu diberikan.
Beberapa gejala gejala antara lain:
Perhatian mudah teralih. Hal in menyebabkan anak urang konsisten dengan pekerjaan yang sedang dilakukan, misalnya: satu pekerjaan belum selesai sudah ditinggalkan untuk mengerjakan pekerjaan lain
Tidak bisa melakukan pekerjaan yang memerlukan organisasi
Cuek pada saat diajak berbicara langsung
Sering kehilangan barang barang yang diperlukan untuk menyelesaikan tugasnya
Lemah daya ingat, sering lupa apa yang sudah dilakukan pada hari itu
2. Anak bertingkah hiperaktif
Bertingkah hiperaktif biasanya bermanifestasi sebagai anak tidak bisa diam, sehingga mengganggu ketentraman orang disekitarnya.
Beberapa gejala-gejala antara lain:
Tidak bisa duduk diam, tangan atau kaki selalu bergerak tanpa dipikirkan
Terlalu banyak berceloteh tanpa dipikirkan
Tidak pernah kehabisan tenaga, suka memanjat dan berlari
3. Anak sering berprilaku impulsive dan membahayakan dirinya sendiri
Beberapa gejala-gejala antara lain:
Tidak bisa menunggu giliran
Suka menjawab sebelum dipikirkan bahkan sebelum pertanyaan selesai
Susah berbaur dengan anak lain
Sering bertindak tanpa dipikirkan akibatnya terlebih dahulu, kadang kadang bisa membahayakan diri sendiri maupun orang lain
Penderita ADHD biasanya memperlihatkan perilaku yang tidak dipikirkan sebelumnya sehingga bertendensi menyebabkan kecelakaan pada dirinya sendiri ataupun orang disekitarnya. Pada anak-anak, perlu diingat anak-anak biasanya cepat beralih perhatian dari satu hal ke hal yang lainnya, dan juga anak-anak biasanya suka bertindak tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Bukan berarti anak-anak tersebut memiliki ADHD.
Diagnosis ADHD ditegakkan apabila ketiga karakteristik yang disebutkan diatas ditemukan setidaknya pada 2 lingkungan: lingkungan sekolah dan lingkungan rumah. Dan tingkah laku tersebut juga harus ditemukan terjadi secara konsisten (untuk diagnosis anak memperlihatkan tingkah laku tersebut terus menerus setidaknya selama 6 bulan observasi).
Beberapa gejala gejala tambahan ADHD yang bisa ditemukan pada anak yang menderita ADHD antara lain:
Mood anak gampang berubah
Menyebabkan banyak stress di rumah
Proses belajar di sekolah tidak berjalan dengan lancar, memungkinkan anak tersebut di cap anak bodoh
Emosi tidak stabil
Kurang cekatan melakukan pekerjaan sehari hari
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah memeriksakan anak ke dokter. Dokter yang biasanya menangani kasus kasus seperti ini adalah dokter anak yang juga ahli di bidang psikologi anak. Selanjutnya, penanganan anak yang didiagnosis ADHD terbaik dilakukan dengan melibatkan kerjasama berbagai pihak misalnya dokter ahli anak, psikolog, dokter keluarga, guru kelas di sekolah dan orang tua.
Beberapa anak dengan ADHD mungkin memerlukan obat yang bisa direkomendasikan oleh dokter, supaya anak tersebut bisa melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuannya.
Memberikan anak tersebut instruksi yang jelas dan disiplin dilakukan secara rutin, instruksi ini harus dalam bentuk instruksi yang sederhana dan gampang diikuti
Perhatikan segala kemungkinan tingkah laku yang bisa membahayakan dan berusaha melindungi anak tersebut terhadap hal hal yang bisa membahayakan diri anak itu sendiri
Memberikan pujian apabila anak tersebut menyelesaikan tugas-tugasnya, akan meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri anak tersebut
Memberikan peringatan apabila anak melakukan hal yang tidak seharusnya, perlu dilakukan. Tetapi harus berhati hati dan disesuaikan, peringatan yang diberikan adalah peringatan yang mendidik, supaya mengerti bahwa apa yang dilakukannya adalah tidak seharusnya.
Jangan membesar besarkan masalah apabila ada kesalahan kecil yang dilakukan oleh anak tersebut
Akan membantu apabila guru di sekolah juga diberikan informasi dan pengertian tentang bagaimana menangani anak tersebut untuk mengurangi timbulnya rasa frustasi anak terutama pada saat proses belajar mengajar
Pada dasarnya, anak dengan ADHD memerlukan pengertian dan dukungan yang lebih besar dari keluarga, guru guru sekolah dan tim ahli yang merawatnya, tingkah laku yang diperlihatkan oleh anak tersebut adalah tidak dilakukan secara sengaja oleh anak, hanya merupakan manifestasi kelainan ADHD tersebut.
Bantuan yang bisa dilakukan untuk keluarga:
Pengertian dan dukungan untuk berusaha saling bahu membahu setiap anggota keluarga akan meningkatkan keberhasilan menangani anak dengan ADHD. Keluarga juga perlu berusaha dan bekerjasama dengan guru sekolah dan tim ahli yang merawat anak tersebut
Kadang kadang merawat anak dengan ADHD bisa membuat keluarga terutama orang tua menjadi sangat lelah dan stress. Adalah sangat penting untuk juga memikirkan kesehatan mental sebagai orang tua. Orang tua perlu mengambil libur secara rutin dari mengasuh anak tersebut. Anak bisa sekali sekali dititipkan di orang tua, sanak saudara atau taman bermain.