Demam Chikungunya disebabkan oleh infeksi virus. Virus ini disebarkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang membawa virus ini.
Demam Chikungunya disebabkan virus Chikungunya. Virus ini paling sering disebarkan ke manusia lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Aedes albopictus. Dua nyamuk ini juga dikenal sebagai nyamuk penyebar virus demam berdarah.
Walaupun sangat jarang terjadi, kasus kejadian demam Chikungunya bisa ditularkan dari ibu ke bayi pada saat proses melahirkan.
Gejala gejala demam Chikungunya biasanya muncul 3-7 hari setelah penderita digigit nyamuk. Gejala dan tanda-tanda yang dialami penderita antara lain:
demam
nyeri sendi
nyeri otot otot
sakit kepala
sendi sendi bengkak
bercak bercak kemerahan pada sekujur kulit
Gejala yang dialami penderita biasanya berkisar sekitar seminggu, dimana penderita pelan pelan akan membaik.
Gejala gejala yang ditunjukkan oleh demam ini tidak spesifik, sangat mirip dengan kondisi demam berdarah dan infeksi virus Zika.
Satu satunya test yang bisa membedakan apakah penyebab sebenarnya dari demam ini adalah dengan melakukan pemeriksaan darah.
Di Indonesia, pemeriksaan seperti ini jarang dilakukan, hal ini disebabkan karena, pengobatan tidak akan berubah banyak setelah penyebab pasti diketahui dan juga harga test ini masih sangat mahal.
Penanganan demam Chikungunya ditujukan untuk membuat penderita merasa lebih nyaman.
Penanganan yang paling penting adalah beristirahat dan minum yang banyak untuk mencegah dehidrasi.
Apabila demam tinggi, penderita bisa diberikan kompres dingin dan minum tablet penurun panas.
Pencegahan terkena demam Chikungunya adalah dengan mengusahakan tidak digigit nyamuk. Yang bisa dilakukan antara lain:
memakai baju yang menutupi lengan dan kaki
memakai krem atau spray anti nyamuk
tidur memakai kelambu
Penataan lingkungan:
Menjaga kebersihan dan mengeringkan genangan air disekitar rumah
Melakukan eradikasi nyamuk (dengan membunuh jentik jentik nyamuk) secara rutin untuk memutus siklus hidup nyamuk