Beberapa hari setelah melahirkan ibu bisa merasakan perasaan yang sedih, hampa, cemas, kehilangan nafsu makan dan mengalami gangguan tidur. Perasaan ini biasanya berlangsung selama beberapa hari dan menghilang setelah 3-5 hari. Kondisi ini dikenal juga dengan istilah 'baby blues', walaupun tidak terjadi pada setiap ibu setelah melahirkan, kondisi ini merupakan proses perubahan emosi yang normal terjadi pada ibu yang baru melahirkan.
Baby blues yang tidak menghilang, bahkan berkepanjangan sampai lebih dari 2 minggu merupakan kondisi yang tidak normal dan ibu perlu berkonsultasi dengan dokter untuk membantu kondisi mental ibu. Kondisi ini dikenal dengan sebutan depresi setelah melahirkan atau 'depresi postnatal'. Kondisi depresi ini terjadi pada sekitar 15-20% ibu melahirkan, dan biasanya dimulai pada bulan pertama setelah melahirkan, tetapi kadang-kadang bisa muncul selama kehamilan atau dimulai setelah setahun setelah melahirkan. Depresi postnatal merupakan kondisi kesehatan serius yang memerlukan penanganan dokter atau ahli kesehatan lainnya.
Depresi postnatal merupakan kondisi kesehatan mental yang serius yang bisa mempengaruhi fungsi mental dan fisik ibu. Kondisi depresi mempengaruh kehidupan sehari hari dengan gejala yang bervariasi, antara lain:
perasaan sedih dan hampa yang berkelanjutan
sering menangis
mengalami gangguan tidur
mengalami keluhan perasaan nyeri anggota badan misalnya sering sakit kepala atau sering sakit perut tanpa penyebab yang jelas
kehilangan kemampuan untuk menikmati kegiatan yang biasanya suka dilakukan
menjauhkan diri dari anggota keluarga lain ataupun dari teman
gagal merasakan hubungan emosional dengan bayi sehingga tidak bisa memberikan rasa perhatian, mencurahkan rasa sayang kepada bayi.
Ibu sering merasa malu dan merasa bersalah karena mengalami depresi dan sering tidak memberitahukan kondisi perasaannya ke anggota keluarga ataupun teman disekitarnya. Ibu merasa kuatir, kalau memberitahu keluarga atau teman bahwa mereka mengalami perasaan depresi, mereka akan di anggap sebagai ibu yang tidak becus.
Pada kondisi depresi yang berat ibu bisa berusaha berusaha melukai diri sendiri atau berusaha menjauhkan bayi atau melukai bayi, sehingga bayi tidak lagi aman apabila berada bersama ibu saja dirumah.
Para ahli kesehatan menghubungkan perubahan drastis kadar hormon kehamilan sebelum dan sesudah melahirkan sebagai faktor yang sangat berperan pada terjadinya depresi postnatal. Selain itu, perubahan kondisi badan setelah melahirkan seperti perasaan lelah setelah melahirkan diiikuti dengan gangguan tidur sejak tanda melahirkan mulai muncul dan perasaan ragu akan bisa merawat bayi merupakan faktor penting yang memberikan kontribusi pada munculnya depresi setelah melahirkan.
Beberapa ibu yang baru melahirkan memiliki tendensi lebih tinggi untuk mengalami depresi postnatal. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko ibu menderita depresi postnatal antara lain:
pernah menderita depresi atau kondisi bipolar
ada keluarga yang menderita depresi atau kondisi bipolar
menderita kondisi depresi selama kehamilan
kurangnya dukungan keluarga atau kerabat
kehamilan pada usia muda (< 20 tahun)
adanya masalah ekonomi dan keuangan
masalah keluarga seperti masalah pada suami-istri
pengguna obat terlarang
peminum minuman beralkohol
kehamilan yang tidak terencana atau hamil kecelakaan
bayi lahir dengan kelainan
ibu dengan kondisi kesehatan tertentu seperti gangguan fungsi organ tiroid, menderita penyakit kencing manis
Ibu yang mengalami depresi memerlukan dukungan dan bantuan dari suami, keluarga dan teman dekat disekitarnya untuk meringankan tugas di dalam menjaga bayi.
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu kepulihan ibu dari depresi postnatal antara lain:
beristirahat sebisanya, tidur pada saat bayi tidur, pada malam hari bergantian menjaga dengan suami atau anggota keluarga dewasa lain yang serumah terutama pada saat bayi terbangun ditengah malam
menyelangkan waktu untuk pergi berjalan jalan santai dengan keluarga, kadang luangkan pergi ber jalan jalan tanpa membawa bayi
curahkan perasaan sedih dan hampa yang dirasakan dengan suami atau saudara dekat lainnya
apabila perasaan depresi memburuk dan berkepanjangan sampai lebih dari 2 minggu, ibu perlu dirawat oleh dokter atau ahli kesehatan lainnya
Ibu yang menderita kondisi depresi postnatal perlu mendapatkan perawatan berkelanjutan untuk bisa mengontrol kondisi tersebut. Jenis penanganan dan pengobatan yang bisa dilakukan untuk penderita depresi postnatal adalah
1. konseling dengan therapis seperti psikolog, perawat atau dokter
2. obat anti depresi: obat antidepresi ada berbagai jenis, pemilihan jenis obat anti depresi diperlukan dengan resep dokter untuk memilih jenis obat anti depresi yang paling cocok dengan situasi penderita, misalnya obat anti depresi untuk ibu yang menyusui atau apabila ibu masih hamil pada saat munculnya gejala depresi. Obat anti depresi mulai memperlihatkan efek beberapa minggu setelah mulai meminum obat tersebut.
3. pengobatan elektrokonvulsif untuk depresi postnatal berat, dimana penderita menderita depresi yang menyebabkan munculnya keinginan mengakhiri hidup atau melukai diri ataupun bayinya
Apabila depresi postnatal tidak ditangani dengan semestinya, kondisi ini bisa mempengaruhi kemampuan ibu untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari. Dampak lanjut kondisi depresi postnatal akan mempengaruhi fungsi kerja rutin rumah tangga dan dampak lanjutan pada keharmonisan keluarga dan tumbuh kembang bayi. Beberapa dampak yang bisa terjadi anatara lain:
ibu tidak lagi mampu memberikan perhatian yang diperlukan oleh bayi, ibu tidak bisa berfungsi seperti biasanya di dalam melakukan kegiatan rutin rumah tangga sehari-hari.
tumbuh kembang bayi juga akan dipengaruhi, menyebabkan bayi tidak mendapatkan perhatian yang seharusnya seperti kebersihan diri bayi, kebutuhan diet bayi dan hubungan emosi antara ibu dan bayi yang terputus yang bisa berakibat jangka panjang pada tumbuh kembang bayi seperti bayi bertumbuh kembang dengan masalah pada perilaku, sering menangis dan tidak tenang.
menjejak usia sekolah, anak memiliki masalah pada belajar mengajar disekolah, kesulitan memperlihatkan hubungan emosional dengan orang tua, pertumbuhan badan lebih lambat dengan tinggi badan yang lebih pendek dan kecendrungan mengalami masalah berat badan seperti kegemukan.
hubungan harmonis keluarga terpengaruh apabila keluarga disekitar tidak mengerti apa yang terjadi dan saling menyalahkan.