Penyakit rabies atau penyakit anjing gila adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh gigitan binatang yang terinfeksi virus rabies (RABV). RABV merupakan keluarga virus lyssa. Penyakit rabies paling sering menyebabkan kerusakan sistem saraf penderita.
Penyebaran rabies terjadi oleh karena gigitan atau goresan dari binatang yang terinfeksi virus lyssa. Penularan bisa juga terjadi karena adanya kontak langsung dari air liur binatang yang terinfeksi ke permukaan mukosa seperti mata, hidung atau mulut. RABV hanya bisa menginfeksi mahluk hidup yang berjenis mamalia termasuk manusia. Beberapa binatang yang bisa menyebarkan rabies ini antara lain: anjing, kelelawar, monyet dan kucing. Walaupun jarang, penyakit rabies bisa juga disebarkan lewat menghirup udara yang terkontaminasi virus Lyssa, kaleng spray yang terkontaminasi, atau organ transplant.
Gejala rabies biasanya muncul sekitar 20-90 hari setelah terinfeksi. Walaupun pada beberapa penderita gejala bisa muncul lebih cepat seperti setelah beberapa hari terinfeksi atau gejala baru muncul setelah beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian.
Gejala awal
Gejala-gejala awal penyakit rabies biasanya tidak spesifik, dan mirip dengan gejala infeksi virus biasa. Beberapa gejala-gejala awal yang bisa dirasakan adalah:
demam
perasaan meriang
perasaan lelah dan lemas
tidak bisa tidur
kehilangan nafsu makan
sakit kepala
perasaan lemas tanpa sebab
perasaan sensitif seperti lebih peka terhadap sinar, suara atau angin
terasa nyeri dan gatal di sekitar luka gigitan
perasaan kesemutan
kesulitan menelan.
Gejala awal rabies bisa muncul sampai selama 10 hari.
Gejala lanjutan
Penyakit rabies kemudian berkembang mempengaruhi fungsi kerja saraf pada otak menyebabkan aktivasi sistem kerja saraf. Gejala-gejala yang bisa dialami penderita antara lain:
muncul perasaan bingung, gelisah, halusinasi dan agresif yang bisa muncul selama beberapa menit
demam tinggi sampai mencai 42 derajat ke atas
keringatan
merinding
keluar air liur yang banyak
sakit tenggorokan dan kesulitan menelan dan keram otot-otot leher yang diikuti dengan penderita takut untuk minum air untuk menghindari keram (hidrofobia)
dehidrasi akibat penderita menghindari minum air
kejang
Setelah munculnya gejala-gejala, dalam waktu 1-2 minggu kondisi penderita menurun dengan pesat menimbulkan kelumpuhan, kejang dan bahkan kematian. Angka fatalitas hampir 100% apabila penanganan dini tidak dilakukan dan gejala-gejala lanjutan mulai muncul.
Penyakit rabies paling sering dipastikan dari gejala gejala rabies dan adanya sejarah gigitan binatang.
Pemeriksaan antigen dengan menggunakan sampel dari kulit pada daerah luka, air liur, cairan dan biopsi sel otak membantu untuk memastikan kondisi rabies. Akan tetapi, hasil positif biasanya baru muncul setelah minggu kedua infeksi, oleh karena itu, hasil tes negatif tidak selalu berarti bahwa penderita tidak menderita infeksi rabies. Apabila gejala-gejala dan riwayat penyakit mendukung, pengobatan perlu dimulai.
Pengobatan yang spesifik untuk penyakit rabies belum tersedia. Penanganan pada penderita yang sudah memperlihatkan gejala biasanya perawatan di emergensi di rumah sakit sebagai perawatan pasien kritis. Pengobatan yang diberikan biasanya bersifat perawatan pendukung seperti obat penurun demam, obat mencegah kejang, perawatan di tempat yang tersendiri, antivirus, immunoterapi, dan neuroterapi. Walaupun dengan penanganan agresif di ruang perawatan kritis, angka kesembuhan pasien sayangnya sangat rendah.
Penyakit rabies memiliki angka fatalitas yang tinggi apabila sudah mulai muncul gejala-gejala. Dengan belum tersedia obat spesifik untuk menyembuhkan kondisi rabies, usaha pencegahan merupakan usaha yang sangat penting diketahui. Beberapa usaha pencegahan yang bisa dilakukan antara lain:
Menghindari binatang yang bisa menularkan rabies adalah cara yang terbaik untuk mencegah rabies
Binatang peliharaan dirumah disarankan untuk diberikan vaksin rabies sehingga tidak terinfeksi virus lyssa.
Apabila digigit atau dicakar oleh binatang yang diketahui bisa menularkan rabies, pertolongan pertama yang diperlukan:
Mencuci daerah luka sesegera mungkin dengan air sabun selama 5 menit untuk mencegah infeksi.
Bubuhkan antiseptik seperti betadine setelah daerah yang tergigit/tergores itu dicuci.
Segeralah ke dokter untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut dan juga untuk memastikan resiko terinfeksi oleh kuman rabies.
Apabila digigit atau dicakar binatang yang dicurigai menderita rabies, segera melapor ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan Virus Anti Rabies (VAR).
Apabila mengetahui ada binatang yang dicurigai menderita rabies, segeralah melaporkan ke pusat penanggulangan rabies
Sebaiknya tidak membiarkan hewan peliharaan berkeliaran di luar.