Kanker leher rahim disebut juga kanker serviks. Kanker leher rahim merupakan kondisi kanker organ reproduksi wanita yang sering terjadi dan dilaporkan menempati rangking ke-4 di dunia sebagai jenis kanker paling sering ditemukan pada wanita.
Anatomi leher rahim
Leher rahim adalah bagian dari rahim, alat reproduksi pada seorang wanita. Rahim atau bagian kandungan seorang wanita adalah tempat di mana janin berkembang saat wanita tersebut hamil. Leher rahim merupakan bagian pembukaan dari rahim. Bagian leher rahim ini, ke bagian bawah berlanjut sebagai vagina atau bagian kelamin wanita, dan ke bagian atas ke tuba falopi saluran tempat sel telur berpindah setelah lepas dari kelenjar ovarium (Gambar).
Gambar: organ reproduksi wanita
Fungsi leher rahim
Memproduksi cairan yang berfungsi sebagai lubrikator dari vagina
Memproduksi lendir yang membantu transport dari sperma
Sebagai penyangga janin pada kehamilan
Kanker leher rahim adalah pertumbuhan sel-sel yang tidak terkontrol dan tidak normal di daerah leher rahim. Kanker ini dihubungkan dengan adanya infeksi oleh virus yang bernama Human papilloma virus (HPV). Infeksi HPV yang tidak ditangani dengan semestinya meningkatkan resiko munculnya kanker leher rahim.
Ada 2 jenis kanker leher rahim kalau dipisahkan berdasarkan jenis sel yang berubah menjadi abnormal:
Kanker dengan squamous sel karsinoma
Squamous sel karsinoma adalah jenis kanker serviks yang paling sering ditemukan. Biasanya pertumbuhan jenis kanker ini dimulai dari lokasi bagian terbawah serviks yang paling dekat ke vagina. Dengan pemeriksaan Papanicolaou test (Pap test) kelainan dini bisa diidentifikasi pada kanker jenis ini.
Kanker dengan adenokarsinoma
Kanker jenis adenokarsinoma lebih jarang ditemukan. Biasanya adenokarsinoma dimulai di bagian lebih atas dari leher rahim. Oleh sebab itu Pap test tidak akan bisa mengidentifikasikan kanker ini dengan mudah.
Sebagian besar penderita tidak memperlihatkan gejala gejala yang spesifik. Apabila penderita memperlihatkan gejala gejala biasanya gejala gejala tersebut berupa:
Adanya perdarahan yang keluarnya secara tidak normal
Munculnya keputihan
Perasaan nyeri terutama saat bersenggama
Gejala-gejala di atas tidak spesifik untuk kanker, karena kondisi penyakit lain bisa juga menyerupai gejala gejala diatas. Oleh karena itu, diagnosis tidak bisa ditegakkan semata mata dari gejala gejala yang dialami oleh penderita.
Kanker leher rahim paling sering muncul dari perubahan sel sel setelah infeksi oleh virus HPV. Virus ini ditularkan melalui kontak langsung kulit kelamin dengan kulit kelamin penderita pada saat senggama.
Wanita yang menderita infeksi virus HPV tidak semuanya akan menderita kanker leher rahim. Sebagian besar penderita infeksi ini sembuh secara spontan tanpa pengobatan dalam waktu 2-3 tahun. Hanya sebagian kecil infeksi ini akan menyebabkan rusaknya sel sel yang bisa berubah menjadi sel sel kanker.
Faktor lain yang bisa meningkatkan resiko terkena kanker leher rahim adalah:
kebiasaan merokok
adanya gangguan fungsi kekebalan tubuh (misalnya penderita infeksi virus HIV)
anak perempuan dari ibu yang pernah berusaha mengugurkan kandungan menggunakan obat aborsi diethylstilboestrol (DES)
Memastikan kondisi kanker leher rahim dilakukan dengan melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan disesuaikan dengan keluhan penderita dan juga melakukan beberapa jenis testing.
Jenis testing yang biasanya dilakukan dengan memeriksa kondisi daerah leher serviks dan mengambil sampel untuk diperiksa di bawah mikroskop untuk staging.
Kolposkopi:
Kolposkopi adalah test yang dilakukan dengan peralatan spesial, di mana special kaca pembesar mini adalah peralatan utama yang dipakai untuk melihat sel sel abnormal.
Biopsi
Prosedur biopsi dilakukan dengan mengambil sebagian kecil sel sel pada daerah yang dicurigai.
Biopsi konisasi
Sel sel dalam jumlah yang lebih besar diambil dari lokasi yang dicurigai. Biasanya prosedur ini dilakukan sebagai prosedur operasi dengan anestesi. Prosedur ini juga sekaligus merupakan salah satu pilihan pengobatan operasi apabila kanker ditemukan pada tahap dini.
Pengobatan kanker leher rahim bisa dilakukan dengan beberapa cara, meliputi:
Biopsi konisasi
Operasi mengangkat seluruh bagian kandungan
Pengobatan dengan sinar radioaktif
Pengobatan dengan obat anti kanker
Apabila kanker leher rahim ditemukan pertama kali saat sudah dalam stage yang parah, kemungkinan penyembuhan rendah dan pengobatan diutamakan untuk meningkatkan kualitas hidup penderita seperti meringankan rasa sakit yang ditimbulkan oleh kanker ini. Pengobatan ini dikenal dengan nama pengobatan paliatif kanker.
Pencegahan kanker leher rahim bisa dilakukan dengan:
Melakukan skrining HPV test untuk menemukan lesi/kondisi serviks pre-kanker sehingga bisa ditangani sedini mungkin. HPV test dilakukan pada saat seorang wanita usia di atas 30 tahun, sesudah menginjak masa reproduksi dan aktif secara seksual. Skrining bisa dilakukan di pusat-pusat pelayanan kesehatan atau dilakukan sendiri dengan memakai HPV test kit. Test kit ini sudah tersedia di pasaran dan lebih disukai. Skrining dilakukan setiap 5-10 tahun apabila hasil testing normal.
Melakukan aktifitas seksual secara aman untuk menghindari kemungkinan terkena infeksi virus HPV. Beberapa cara dapat dilakukan misalnya tidak melakukan aktifitas seksual dengan berganti ganti pasangan dan menggunakan proteksi seperti kondom.
Tidak merokok
Vaksinasi dengan vaksin HPV. Pemerintah memberikan vaksin HPV secara gratis untuk usia anak. Jadwal vaksin HPV selengkapnya bisa dilihat di artikel imunisasi anak.