KEHAMILAN DAN TEKANAN DARAH TINGGI

dr. Ayustawati, PhD

Publikasi: 2014Terakhir di update: 17 November 2018

Apakah Tekanan Darah Tinggi?

Tekanan darah diukur berdasarkan kekuatan aliran darah melawan dinding pembuluh darah arteri pada saat darah dipompa ke seluruh tubuh dari jantung. Tekanan darah yang tinggi berarti darah didalam pembuluh darah dipompa diatas kekuatan normal. 

Seseorang yang menderita tekanan darah yang tinggi atau hipertensi biasanya tidak merasakan gejala-gejala apapun. Ini berarti banyak orang tidak menyadari kalau mereka menderita penyakit tekanan darah tinggi. Oleh karena itu sangat disarankan setiap orang mengecek tekanan darah mereka setidak tidaknya setahun sekali. 

Ada 2 jenis pengukuran yang biasanya dilakukan dan dicatat sebagai dua nomor indikator. Sebagai contoh: 120/80 mmHg (mmHg=mm air raksa adalah satuan pengukuran tekanan darah dalam pembuluh darah). Nomor pertama (120) disebut tekanan darah sistolik dan nomor kedua (80) disebut tekanan darah diastolik. Normal tekanan darah adalah 120/80 mmHg 

Tekanan darah tinggi didiagnosis ketika tekanan darah kita rata rata 140/90 mmHg atau lebih 

Prehipertensi adalah tekanan darah yang berkisar diantara 120/80 dan 140/90 mmHg

Tekanan darah tinggi meningkatkan tendensi seseorang menderita serangan jantung mendadak, stroke dan juga bisa mengganggu kerja ginjal dan organ tubuh penting lainnya.

Apakah hubungan antara tekanan darah tinggi dan kehamilan?

Ibu hamil yang menderita tekanan darah tinggi pada saat kehamilan bisa menimbulkan berbagai masalah baik pada janin yang dikandung maupun pada ibu hamil itu sendiri, walaupun tidak semua ibu hamil dengan tekanan darah tinggi akan mendapatkan masalah pada saat kehamilan. 

Tekanan darah tinggi pada ibu hamil bisa disebabkan oleh dua hal:

Tekanan darah tinggi yang diderita oleh ibu hamil bisa menimbulkan:

Apakah pre-eklampsia?

Pre-eklampsia adalah kondisi dimana ibu hamil menderita tekanan darah tinggi yang disertai dengan terdeteksinya protein oleh karena adanya kebocoran proses filter dari fungsi ginjal yang terganggu. Pre-eklampsia biasanya mulai pada saat umur kehamilan menginjak usia 20 minggu.

Pre-eklampsia pada  ibu hamil bisa memperburuk fungsi ginjal, hati dan otak. Pada pre-eklampsia yang berat ibu hamil bisa terserang kejang yang disebut 'Eklampsia'. Eklampsia merupakan salah satu penyebab kematian ibu hamil. 

Pre-eklampsia juga mengganggu fungsi ari ari yang mengakibatkan terganggunya peredaran zat makanan kepada janin didalam kandungan. Pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam kandungan menjadi terganggu, menyebabkan berat badan janin lebih kecil dibandingkan normal janin. Apabila kondisi pre-eklampsia ini tidak ditangani dengan secepatnya, bisa menimbulkan kelahiran janin usia muda atau bahkan bisa menyebabkan kematian janin di dalam kandungan sang ibu.

Faktor-faktor apakah yang meningkatkan tendensi ibu hamil terserang pre-eklampsia?

Ada bebera kondisi yang dihubungkan dengan semakin rentannya ibu hamil terserang pre-eklampsia. Faktor-faktor tersebut antara lain:

Bagaimanakah mendeteksi pre-eklampsia?

Kunci utama pemeriksaan pre-eklampsia adalah dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan kadar protein di dalam air seni ibu hamil.

Keluhan yang biasanya menyertai pre-eklampsia biasanya merupakan gejala tidak spesifik seperti sakit kepala, penglihatan menjadi agak kabur, tidak tahan dengan sinar benderang dan sakit perut. Olah karena itu, keluhan saja tidak cukup dipakai untuk menegakkan diagnosis pre-eklampsia.

Bagaimanakah penanganan pre-eklamsia?

Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin sesuai dengan yang dianjurkan akan membantu dokter atau bidan yang merawat ibu hamil tersebut untuk menemukan tanda tanda awal munculnya kondisi pre-eklampsia. Selanjutnya perawatan biasanya dilakukan dengan memonitor kondisi ibu dan juga memonitor kondisi janin di dalam kandungan secara lebih ketat.

Bagaimanakah mencegah timbulnya masalah pada saat kehamilan untuk penderita tekanan darah tinggi?

Beberapa hal perlu diusahakan untuk mencegah timbulnya masalah saat kehamilan bagi penderita tekanan darah tinggi:

Semua usaha usaha tersebut akan membantu terjaminnya kesehatan ibu hamil tersebut maupun janin yang dikandungnya.

Apakah menderita pre-eklampsia semasa kehamilan akan menyebabkan penderita menderita tekanan darah tinggi setelah kehamilan?

Masih belum diketahui dengan jelas apakah ibu hamil yang menderita pre-eklampsia semasa kehamilan akan menderita tekanan darah tinggi kronis setelah melahirkan. Sebagian besar tekanan darah penderita pre-eklampsia kembali lagi ke tekanan darah yang normal setelah melahirkan.

Sangat penting untuk dimengerti, walaupun tekanan darah tinggi pada masa kehamilan tidak selalu menimbulkan masalah, pemeriksaan rutin kehamilan dianjurkan untuk dilakukan sesuai dengan jadwal. Dengan demikian, apabila pre-eklampsia muncul, monitoring kondisi ibu dan janin bisa dilakukan dengan lebih ketat supaya seminimal mungkin menimbulkan kesakitan atau yang lebih ekstrim, menimbulkan kematian pada ibu hamil dan janin yang dikandungnya.